Serangan UGJ pada pertanaman jagung dapat merusak 100% tanaman dan telah mengakibatkan
kerugian yang sangat besar bagi pertanian Indonesia. Hama ini adalah hama baru di Indonesia
memiliki sifat invasif dan bahkan dapat menyerang tanaman-tanaman lainnya dan telah
ditemukan di berbagai pulau di Indonesia dari Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, hingga
Maluku.
Saat ini pengendalian yang banyak dipakai adalah pestisida sintetik. Penggunaan pestisida
sintetik memiliki beberapa kelemahan, yaitu bisa menyebabkan resistensi dengan cepat dan juga
menimbulkan pencemaran lingkungan, disamping dapat mengganggu kesehatan petani dan
konsumen.
Sebagai negara yang kaya akan keanekaragaman hayati, Indonesia ternyata memiliki beragam
serangga yang dapat menjadi agens hayati bagi UGJ. Serangga-serangga ini termasuk dalam
golongan musuh alami UGJ (predator, parasitoid). Disamping itu ada juga entomopatogen, yaitu
patogen alami di lapang (bakteri, cendawan, dan virus) yang dapat dikembangkan menjadi agens
hayati yang ampuh.
Perlu dilakukan usaha untuk mencari agens hayati yang ampuh, mengembangbiakannya,
melepaskannya dan melakukan konservasi terhadap agens hayati ini, sehingga agens hayati
tersedia secara alami di lapang, dan dapat segera menyerang UGJ jika populasi UGJ meningkat
di lapang.