CTSS IPB ikut serta dalam Pelatihan Pengembangan Ekowisata berbasis masyarakat di Desa Napu. Kegiatan ini didanai oleh Bappenas melalui ICCTF dalam program The Coral Reef Rehabilitation and Management Program – Coral Triangle Initiative (COREMAP-CTI). Program ini dilaksanakan oleh Center for Transdisciplinary and Sustainability Sciences (CTSS) IPB University bersama dengan anggota konsorsium lainnya yaitu YAPEKA, Yayasan Penabulu dan Indonesia Ocean Pride (IOP). CTSS bersama anggota konsorsium lainnya melaksanakan kegiatan Paket 2, yaitu “ Pemanfaatan Kawasan Konservasi Perairan oleh Masyarakat Secara Berkelanjutan di Laut Sawu”.
Salah satu program yang dilaksanakan yaitu “Pelatihan Pengembangan Ekowisata berbasis Komunitas di Sumba Timur” dilaksanakan tanggal 21-22 September 2021. CTSS berperan dalam mendorong kesadaran gender peserta pelatihan komunitas tersebut dengan melibatkan perempuan untuk menjadi peserta pelatihan serta mendorong agar kaum perempuan mengeluarkan pendapat serta aspirasinya didalam perencanaan pengembangan ekowisata di Desa Napu, Kecamatan Waingapu, Kabupaten Suma Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Kegiatan obyek wisata di Desa Napu, sudah ada selama beberapa tahun ini. Namun, belum ada proses pengelolaan secara swakelola ataupun oleh masyarakat lokal. Belum ada sistem yang dibangun untuk pengelolaan obyek wisata oleh komunitas. Turis wisata berasal dari desa sebelah atau Kota Kecamatan di Waingapu. Belum ada retrisbusi ataupun pemungutan biaya masuk untuk ke lokasi wisata. Masyarakat hanya melihat ada wisatawan yang datang ke obyek wisata yang ada di desa mereka.
Berdasarkan pengalaan selama mendampingi peserta pelatihan, mereka sangat antusias sekali dalam membuat rencana tapak utnuk pengembangan desa wisata berbasis komunitasini. Peserta pelatihan, yang merupakan anggota POKDARWIS (Kelompok Sadar Wisata), diberikan materi mengenai Pengenalan Sapta Pesona, Pengenalan Program Desa Wisata, Pembuatan Rencana Tapak Wisata Desa, serta Pembuatan Paket Wisata Desa.
Hasil diskusi ketika pelatihan, peserta pelatihan menyampaikan bahwa Obyek Wisata yang ada di desa mereka adalah Pantai Larawali, Kampung Adat Napu, Padang Savana serta Tanjung Sasar. Untuk aksi yang akan ditampilkan pada beberapa obyek wisata tersebut adalah ritual pemanggilan penyu (“Hamanyang”), memancing, pemandangan mamalia laut, budidaya rumput laut, serta Tarian Adat Desa Napu.
Dinilai dari sisi manfaat untuk Pelatihan Pengembangan Ekowisata Berbasis Masyarakat di Kabupaten Sumba Timur, Desa Napu telah menyentuh kelompok perempuan. Keterlibatan perempuan didalam proses pelatihan terlibat aktif dalam proses perencanaan tapak, perencanaan desa wisata serta penentuan paket wisata untuk destinasi wisata. Pada proses diskusi perempuan juga memahami peranannya didalam pengembangan desa wisata di daerah mereka. Perempuan ingin melestarikan kuliner lokal seperti ubi kambou, pelestarian budaya lokal membuat garam, serta ritual pemanggilan penyu, yang menurut mereka bisa menjadi daya tarik wisata didaerah mereka. Program ini ikut melestarikan kebudayaan lokal melalui peranan perempuan didalam mengelola obyek wisata.
Pada kesempatan kali ini juga, peserta pelatihan membuat paket wisata, yang didalamnya terdapat paket kuliner serta penyediaan akomodasi. Didalam pembagian peranan ini, kaum perempuan membagi dengan jelas, pekerjaan yang membutuhkan tenaga ekstra seperti mengangkat tempat tidur serta mengangkat meja akan dilakukan oleh kaum laki-laki, sedangkan perempuan membagi peranan didalam menjaga stand kuliner, serta merapihkan tempat penginapan untuk calon pengunjung.
Didalam pelatihan pengembangan ekowisata berbasis komunitas ini, suara perempuan didengarkan dan diakomodir didalam rencana kerja serta serta rencana tapak untuk pengembangan wisata di desa mereka. Input yang telah diberikan oleh perempuan pada saat pelatihan diakomodir dan dimasukkan didalam rencana kerja dan rencana pengemanga destinasi di desa Napu. (GA)