Graduated Student Sustainability Seminar ke-17 membahas cara mengatasi bias implisit dalam ilmu konservasi tropis. Seminar kali ini juga menyoroti ketidaksetaraan gender dan geografis, pentingnya keberagaman untuk inovasi, serta membangun komunitas ilmiah yang inklusif dan saling menghormati.
Dr Bea Maas yang hadir sebagai narasumber memperkenalkan tentang bias implisit dalam komunitas konservasi tropis. Ia menekankan tentang pentingnya kontribusi perempuan dan kebutuhan untuk dialog terbuka mengenai bias dalam penelitian dan praktik.
“Kita harus menyoroti manfaat finansial dan inovatif dari keberagaman serta perannya yang krusial dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan” kata Bea.
Bea mengatakan, bias implisit ini mempengaruhi publikasi penelitian dan proses pengambilan keputusan. Hal ini menekankan perlunya perspektif yang lebih inklusif dalam upaya konservasi.
Menurut Bea, kita perlu transparansi, refleksi diri, dan upaya sistematis untuk menilai dan mengurangi bias dalam berbagai aspek pekerjaan konservasi. Tidak hanya itu, ia juga menekankan pentingnya keberagaman, kesetaraan, dan inklusi dalam komunitas konservasi, menekankan perlunya individu untuk mengembangkan profil unik mereka sambil memahami hak dan tanggung jawab mereka, terutama bagi mereka dari kelompok minoritas.
