CTSS IPB University kembali menyelenggarakan Graduated Student Sustainability Seminar, 3/2. Seminar kali ini bekerja sama dengan Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan.
Prof Damayanti Buchori, Kepala CTSS IPB University menjelaskan, diskusi ini mengajak mahasiswa pascasarjana yang fokus pada keberlanjutan dan kolaborasi lintas disiplin. Ia menyebut bahwa mahasiswa perlu mengetahui dan terlibat dalam isu-isu keberlanjutan sejak dini.
Dr Bea Maas, dari University of Vienna, Austria yang hadir sebagai narasumber menjelaskan tentang peran burung dan kelelawar dalam pengendalian hama, dengan studi kasus dari berbagai negara. Ia juga menyoroti tentang fenomena deforestrasi dan hilangnya hutan hujan tropis.
Bea menyebut, burung dan kelelawar memiliki kontribusi signifikan terhadap komunitas arthropoda. Menurutnya, keberadaan burung dan kelelawar dapat menjadi agen pengendalian hama namun secara bersamaan juga dapat mengurangi spesies penyerbuk.
Ia mencontohkan, studi tentang pengaruh burung Warbler pada pengendalian hama tanaman kopi menunjukkan bahwa mereka dapat mengurangi hama utama, dan dapat memberikan nilai ekonomis yang signifikan per hektar. “Di Thailand, kelelawar terbukti mengurangi hama tanaman, menyoroti pentingnya peran mereka dalam pengendalian hama pertanian,” ujarnya.
Bea juga menegaskan bahwa pengukuran jarak antara perkebunan dan hutan alami serta pengamatan terhadap hama ulat sutra di perkebunan penting dilakukan dalam rangka pengendalian hayati. “ Ada dua poin penting dalam pengelolaan hama yaitu dampak penggunaan bahan kimia terhadap hama dan serangga bermanfaat, serta perlunya pendekatan yang lebih ramah lingkungan,” kata Bea.
Bea menyebut, pentingnya mengevaluasi kembali pendekatan konvensional dalam pengelolaan dan mengeksplorasi berbagai cara baru untuk mencapai solusi yang lebih efektif.
