Seri Graduated Student Sustainability Seminar ke-18 membahas kecerdasan buatan untuk memajukan pertanian dan menjaga ketahanan pangan. Hadir dalam diskusi ini Dr Karlisa Priandana sebagai narasumber yang merupakan ahli pada bidang kecerdasan buatan.
Dr. Karlisa Priandana membahas tentang kecerdasan buatan (AI) dan robotika dapat merevolusi praktik pertanian untuk mengatasi tantangan, seperti berkurangnya jumlah petani di Indonesia, lahan yang menyusut, dan kebutuhan akan inovasi teknologi. Dosen IPB University itu menyebut, pertanian tradisional di Indonesia mengalami krisis yang dapat mengancam ketahanan pangan.
Krisis tersebut antara lain jumlah petani di Indonesia menurun drastis, dengan risiko tidak ada petani sama sekali pada 2063. Tidak hanya itu, pertanian Indonesia juga dihadapkan dengan penyusutan lahan pertanian sehingga memerlukan solusi inovatif untuk menjaga produktivitas pangan di tengah peningkatan permintaan makanan.
Dr Karlisa menyampaikan, teknologi seperti IoT, AI, dan robotika dapat membantu proses otomatisasi, meningkatkan efisiensi dalam irigasi, pemupukan, hingga pengendalian hama. Menurutnya, penggunaan drone, robot darat, dan sensor statis juga memungkinkan pengawasan dan manajemen pertanian yang lebih presisi.
Dr Karlisa menyebut, teknologi AI dapat membantu mengurangi limbah sumber daya seperti air dan pupuk dengan prediksi kebutuhan yang lebih akurat. Tidak hanya itu, robotika juga dapat mengisi kekurangan tenaga kerja di sektor pertanian dan meningkatkan efisiensi produktivitas.
Meskipun teknologi sudah maju untuk pertanian, Dr Karlisa menekankan pentingnya integrasi teknologi dengan kearifan lokal. Integrasi ini bertujuan untuk menciptakan sistem pertanian yang efisien, inovatif, dan berkelanjutan dalam menghadapi tantangan global.