Fellows CTSS IPB University Paparkan Kebutuhan Inovasi Teknologi dalam Konservasi Kehati

Fellows CTSS memaparkan perkembangan inovasi teknologi untuk konservasi kehati. Inovasi teknologi ini sangat penting untuk menjaga kehati.

Bonie Dewantara, Fellows Center for Transdisciplinary and Sustainability Sciences (CTSS) IPB University diundang dalam focus grup discussion yang diadakan oleh Belantara Foundation, 28/3. Pelaksanaan FGD merupakan kerja sama antara Belantara Foundation dengan LPPM Universitas Pakuan (Unpak), Prodi Manajemen Lingkungan Sekolah Pascasarjana Unpak, FMIPA Unpak, Scientific for Endangered and Trafficked Species (SCENTS), Yayasan SINTAS Indonesia, Forum Konservasi Gajah Indonesia (FKGI), Center for Transdisciplinary and Sustainable Science (CTSS) IPB University.

Pada kesempatan tersebut, Bonie Dewantara memaparkan terkait kebutuhan inovasi teknologi yang diperlukan dalam konservasi keanekaragaman hayati (kehati).

Ia menyebut, ada beberapa kebutuhan teknologi yang dapat digunakan untuk konservasi keanekaragaman hayati. Teknologi yang dimaksud antara lain adalah teknologi pemantauan, teknologi analisis data, teknologi pemulihan ekosistem, teknologi edukasi, teknologi partisipatif dan teknologi integrasi data.

Ia menyebut, kebutuhan teknologi tersebut terus berkembang seiring dengan perubahan kebutuhan konservasi keanekaragaman hayati dan perkembangan teknologi baru.

“Oleh karena itu, perlu terus mengembangkan dan mengadopsi teknologi yang tepat untuk memastikan keberhasilan konservasi keanekaragaman hayati,” katanya.

Di lain kesempatan, Prof Damayanti Buchori, Kepala CTSS IPB University menerangkan bahwa pihaknya berusaha mengembangkan ilmu-ilmu terbaru tentang keberlanjutan dan terus melibatkan peran teknologi dalam pengembangan ilmu tersebut.

“Penelitian transdisiplin berusaha untuk memahami masalah dan fenomena yang kompleks yang tidak dapat sepenuhnya mampu dijelaskan oleh satu disiplin atau metodologi. Pendekatan ini mendorong integrasi pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu, termasuk peran teknologi,” kata Prof Damayanti.

Ia melanjutkan, pendekatan transdisiplin bisa sangat relevan dengan pengembangan dan penerapan teknologi. Menurutnya, inovasi teknologi sering kali membutuhkan pendekatan multidisiplin untuk memecahkan masalah yang kompleks dan menciptakan solusi baru.

“Pendekatan transdisiplin dapat menyatukan para ahli dari berbagai bidang untuk bekerja secara kolaboratif dalam tantangan teknologi. Hal ini dapat mengarah pada penciptaan teknologi yang lebih inovatif dan berkelanjutan yang memenuhi kebutuhan beragam komunitas dan pemangku kepentingan,” kata Prof Damayanti.

Selain itu, pendekatan transdisiplin dapat membantu memastikan bahwa perkembangan teknologi didorong oleh pertimbangan etis dan kebutuhan masyarakat, bukan semata-mata oleh kemajuan teknologi. Misalnya, penelitian lintas disiplin dapat membantu mengidentifikasi potensi dampak sosial, lingkungan, dan ekonomi dari teknologi baru dan mengembangkan strategi untuk mengurangi konsekuensi negatif.

Secara keseluruhan, penerapan pendekatan transdisiplin terhadap teknologi dapat menghasilkan inovasi teknologi yang lebih kuat, inklusif, dan bertanggung jawab.

 

Share

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on whatsapp
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *