CTSS IPB University Hadirkan Pakar Bahas ChatGPT

Teknologi AI seperti pisau bermata dua. Satu sisi dapat memberikan manfaat, tetapi di sisi lainnya dapat berbahaya.

Center for Transdisciplinary and Sustainability Sciences (CTSS) IPB University kembali menyelenggarakan diskusi Graduated Student on Sustainability Seminar, 12/4. Diskusi kali ini membahas tentang ChatGPT yang saat ini sedang trending di berbagai tempat.

Prof Damayanti Buchori, Kepala CTSS IPB University menerangkan bahwa saat ini ChatGPT belum banyak yang membahasnya di Indonesia sehingga menjadi topik menarik untuk dibahas terutama kaitannya dengan penelitian dan pendidikan. Ia menerangkan bahwa teknologi artificial intelligent yang dikembangkan saat ini merupakan suatu keniscayaan untuk masa depan.

“Tidak dipungkiri, teknologi AI akan semakin berkembang dan semakin banyak dimanfaatkan oleh berbagai bidang dan kepentingan, namun kita tetap harus bijak dalam menggunakannya dengan tujuan keberlanjutan,” kata Prof Damayanti Buchori.

Dr Le Anh Nguyen Long, yang hadir sebagai narasumber mengatakan, AI merupakan bidang yang berkembang pesat dengan berbagai macam aplikasi termasuk dalam keberlanjutan. Ia melanjutkan, kecerdasan buatan generatif memiliki kemampuan untuk menghasilkan keluaran baru, kreatif dan bahkan mengejutkan.

“AI generatif dapat membantu peneliti dan pendidik untuk mengeksplorasi tantangan keberlanjutan yang kompleks dengan cara baru dan inovatif, dari menghasilkan simulasi sistem lingkungan yang kompleks hingga menghasilkan model virtual infrastruktur berkelanjutan,” kata Dr Le Anh Nguyen Long, Department of Public Administration University of Twente, Netherlands

Ia menambahkan, AI generatif dapat membantu peneliti dan pendidik untuk mengembangkan wawasan baru tentang tantangan yang dihadapi planet kita. Teknologi ini juga dapat dimanfaatkan untuk mengidentifikasi solusi inovatif yang mendorong keberlanjutan dan ketahanan.

Terkait ChatGPT, Dr Le Anh menerangkan bahwa teknologi tersebut seperti pisau bermata dua. Hal ini karena di satu sisi memberikan manfaat, sedangkan di sisi lain juga berbahaya.

“Kita bisa memanfaatkan ChatGPT untuk mencari tahu berbagai hal yang kita inginkan, termasuk bagaimana mencari jawaban atau cara membuat esai yang baik, tetapi kita perlu memperhatikan hal etis antar manusia baik murid ke guru atau antar peneliti dalam mencari data,” kata Dr Le Anh.

Hal yang perlu kita ingat, kata Le Anh, ChatGPT memang dapat memberikan hampir semua pertanyaan yang kita ajukan. Tetapi, teknologi tersebut tida bisa memberikan 100 persen jawaban yang akurat dan sempurna.

“Kita harus menyeleksi dan mengambil keputusan apakah jawaban yang diberikan oleh ChatGPT bisa kita gunakan atau tidak,” pungkasnya.

Share

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on whatsapp
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *