CTSS IPB University kembali menyelenggarakan Transdisciplinary Tea Talk, 15/5. Seri diskusi ini mengundang Prof Luky Adrianto, yang merupakan Board CTSS IPB University. Dalam kesempatan tersebut, Prof Luky menyampaikan materi terkait pendekatan sistem sosial-ekologis bagi tata kelola pesisir dan laut berkelanjutan.
Guru Besar IPB University dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) itu menilai, pendekatan sistem sosial-ekologis (SES) dalam industri perikanan berkelanjutan lebih tepat. Menurutnya, pendekatan ini dapat mengelola interkonektivitas antara ecosystem supply dan social demand.
Sistem SES sebagai perubahan fundamental dinilainya dapat mereorganisasi sistem sosial untuk mencegah rusaknya ekosistem perairan, mengatasi ketidakpastian perikanan dan merancang kebijakan atas peningkatan ekonomi perikanan terlepas dari skala ekosistem yang menopangnya.
“Menentukan konektivitas fungsional dan struktural bagi pesisir dan laut sebagai sistem adaptif yang kompleks memerlukan pendekatan komprehensif, sehingga penerapan pendekatan sistem sosial ekologis sangat fundamental,” ujar Prof Luky.
Lebih lanjut, ia menguraikan sistem SES adalah kerangka konseptual yang memahami interaksi antara sistem manusia dan alam sebagai sistem yang saling berkaitan. Contoh pendekatan SES dapat ditemukan dalam sistem perikanan berbasis rumput laut maupun berbasis mangrove.
“Penerapan sistem ini penting untuk menjaga aspek keberlanjutan tata kelola pesisir dan laut. Pendekatan SES juga akan turut menyelesaikan tantangan seperti perencanaan spasial dan pengelolaan aktivitas manusia,” tegasnya.
Menurut Prof Luky, dengan mengelola perilaku manusia, ekosistem pesisir dan laut akan lebih sehat dan berkelanjutan. Begitu pula dengan keberlangsungan hidup masyarakat sebagai sebuah kesatuan.
“Ketika berbicara tentang perikanan, manusia adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem ekologi yang memiliki konektivitas bersifat vice versa,” pungkasnya.