Board CTSS IPB University Bahas Pendekatan Sistem Sosial-Ekologis Bagi Tata Kelola Pesisir dan Laut Berkelanjutan

CTSS IPB University kembali menyelenggarakan Transdisciplinary Tea Talk, 15/5. Seri diskusi ini mengundang Prof Luky Adrianto, yang merupakan Board CTSS IPB University. Dalam kesempatan tersebut, Prof Luky menyampaikan materi terkait pendekatan sistem sosial-ekologis bagi tata kelola pesisir dan laut berkelanjutan.
The 18th Transdisciplinary Tea Talk “Dialektika Pengetahuan Lokal dan Ilmiah dalam Pengelolaan Lingkungan: Mungkinkah tanpa Transdisiplin?”

Pendekatan transdisiplin berusaha menciptakan suatu kesatuan kerangka intelektual melampaui perspektif disiplin ilmu tertentu. Dari pendekatan ini, mampu menyajikan kemungkinan terwujudnya dialektika pengetahuan lokal dan ilmiah, sehingga dapat membangun kerangka intelektual yang baru dalam diri yang tidak sama seutuhnya dengan kerangka intelektual diri dalam disiplin ilmu tertentu.
The 17th Transdisciplinary Tea Talk “Perjalanan Panjang dari kyoto ke Glasgow”

Dalam kesempatan ini, Prof Daniel Murdiyarso yang hadir sebagai narasumber menjelaskan, dalam perjalanan panjang Conference of Parties (COP) United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) tidak terlepas dari permasalahan keuangan. “Masalah keuangan ini selalu mentok, sedangkan permasalahan teknis jauh lebih maju dan kompleks,” ujar Prof Daniel Murdiyarso, pakar iklim kehutanan dari IPB University.
The 16th Transdisciplinary Tea Talk “Kesejahteraan: Ekonomi Vs Lingkungan”

Center for Transdisciplinary and Sustainability Sciences (CTSS) IPB University kembali mengadakan Trandsiciplinary Tea Talk, (27/9). Seri diskusi kali ini menghadirkan Dr Harianto, dosen IPB University dari Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Profesor Damayanti Buchori, Kepala CTSS IPB University menjelaskan, pihaknya menggelar diskusi rutin setiap bulan yang dikemas dalam Transdisciplinary Tea Talk, Graduated Student Monthly […]
The 15th Transdisciplinary Tea Talk “Racing Toward Zero The untold Story of driving green.”

Center for Transdisciplinary and Sustainability Science (CTSS) IPB University kembali menggelar Transdisciplinary Tea Talk, 12/8. Kegiatan diskusi kali ini membahas pembangunan hijau melalui industri otomotif dengan mengundang Kaustubh Deshpande, pemerhati otomotif dari India.
The 14th Transdisciplinary Tea Talk “Power of Community: Through The Heart, Mind, & Soul toward Smallholder Livelihood in Eastern Indonesia”

Heart, Mind, and Soul yang diinterpretasi berdasarkan pemikiran seorang Islamic Thinker Al Ghazali, bahwasannya akal dan hati tidak terpisahkan, hakikatnya menyatu (connected). Akal dan hati yang sejatinya menunjukkan jalan kebenaran pada manusia. Berangkat dari pandangannya tentang jiwa (nafs) yang menjadi sumber dimensi psikis manusia yang mempengaruhi akal (aqli) dan hati (qalbu).
The 13th Transdisciplinary Tea Talk “Mengungkap Fenomena Migrasi Burung dan Teori Quantum Entanglement”

Fenomena migrasi burung telah lama menarik ilmuwan untuk meneliti. Hal ini karena burung yang bermigrasi selalu kembali ke rumahnya tanpa tersesat di tengah perjalanan.
The 12th Transdisciplinary Tea Talk A “Sains Ekosofi Bagi Keberlanjutan Umat”

Prof Hadi Alikodra menjelaskan semua agama mengajarkan umatnya untuk memiliki kepedulian terhadap rumah bersama, yaitu bumi dan alam semesta. Tidak hanya itu, agama juga mengajak umatnya untuk sungguh-sungguh membangun kesadaran, bertobat dan bertindak memelihara bumi seisinya, dan mewariskan bumi yang baik kepada anak cucu manusia.
The 11th Transdisciplinary Tea Talk A Series of Tea Talk on Pandemic and Society “Strategi Pertahanan dan Perjuangan Pekerja Migran Indonesia Pada Masa Pandemi COVID-19”

Lebih lanjut ia menjelaskan, kondisi buruh migran diperlakukan layaknya barang atau komoditas. Beberapa migran bekerja pada jenis pekerjaan kotor, berbahaya, dan tidak manusiawi meski berketerampilan. Ia juga menjelaskan buruh migran kerap menjadi korban perdagangan manusia, pembunuhan, penganiayaan, pelecehan dan eksploitasi fisik, seksual, psikologi dan traficking.
The 10th Transdisciplinary Tea Talk “COVID-19 dan Bantuan Sosial: Pendekatan konsumsi dan problem reproduksi sosial”

Ruth Indiah Rahayu, Peneliti Research Center for Crisis and Alternative Development Strategies (INKRISPENA) dalam pemaparannya menjelaskan pandemi COVID-19 mampu mengungkap ketimpangan bahwa tidak semua negara dan wilayah akan terpengaruh sama. Artinya, faktor geopolitik dan kekayaan negara maupun wilayah memiliki peran penting di dalamnya.