National CTSS Workshop 2 : Transdisciplinary Approach On Landscape Sustainability

Pembangunan berkelanjutan tidak hanya melibatkan satu, dua atau tiga disiplin ilmu, tetapi berbagai bidang keilmuan yang menyatu (transdisiplin) untuk mencari pemecahan-pemecahan praktis dalam dunia keseharian masyarakat.

Sebagai upaya mengenalkan kepada masyarakat luas tentang pendekatan transdisiplin untuk sains berkelanjutan, Center for Trasdisciplinary and Sustainability Science (CTSS) IPB University mengadakan lokakarya tingkat nasional. Lokakarya ini bertujuan untuk membentuk forum jaringan pakar untuk pendekatan transdisipliner. Sementara luaran dari lokakarya ini meliputi peluncuran forum jaringan pakar, pembentukan daying landscape index, dan pengembangan metode penelitian untuk studi transdisiplin.

CTSS-Image Post_National CTSS Workshop 2_740x410px

Dalam lokakarya ini, dicontohkan Proyek Kelola Sendang (Kemitraan Pengelolaan Lanskap Sembilang-Dangku) yang dilakukan di Sumatera Selatan. Dari proyek tersebut, didapatkan bahwa indikator keberlanjutan lingkungan sangat penting dalam kaitannya untuk melakukan akses pada suatu lanskap. Dari hasil proyek tersebut, juga telah dibuat daftar untuk beberapa kemungkinan alternatif indikator lanskap berkelanjutan yang dapat dipertimbangkan.

Pembangunan berkelanjutan ini tidak hanya melibatkan satu, dua atau tiga disiplin ilmu, tetapi berbagai bidang keilmuan yang menyatu (transdisiplin) untuk mencari pemecahan-pemecahan praktis dalam dunia keseharian masyarakat. Pendekatan transdisiplin dalam pemecahan permasalahan keberlanjutan relatif masih baru, baik pada tataran konsep maupun praktiknya di Indonesia. Belakangan ini semakin banyak yang merasa bahwa riset transdisiplin makin diperlukan dalam menghadapi realitas kehidupan yang kompleks. Riset transdisiplin pada dasarnya merupakan riset yang membutuhkan kolaborasi antara berbagai pihak dalam upaya mengatasi suatu masalah secara partisipatori. Secara prinsip, bukan hanya para akademisi, melainkan non-akademisi atau siapapun bisa terlibat dan memberi kontribusi dalam sebuah riset transdisiplin. Dengan demikian, sebuah riset yang bersifat transdisiplin dengan sendirinya merupakan sebuah proses produksi (ilmu) pengetahuan secara bersama-sama atau ko-kreasi.

Share

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on whatsapp
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *