The 17th Transdisciplinary Tea Talk “Perjalanan Panjang dari kyoto ke Glasgow”
Dalam kesempatan ini, Prof Daniel Murdiyarso yang hadir sebagai narasumber menjelaskan, dalam perjalanan panjang Conference of Parties (COP) United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) tidak terlepas dari permasalahan keuangan. “Masalah keuangan ini selalu mentok, sedangkan permasalahan teknis jauh lebih maju dan kompleks,” ujar Prof Daniel Murdiyarso, pakar iklim kehutanan dari IPB University.
8th Afternoon Discussion “Kelindan Sains dan Budaya: Masa Depan Peradaban Indonesia (Diskusi Reflektif)”
“Paradigma neoliberal sedang krisis, ini memerlukan kearifan dan peradaban baru yang ekologis dan holistik, oleh karena itu, kelindan sains dan budaya menjadi kunci untuk memajukan peradaban di Indonesia,” pungkas Prof Melani Budianta.
The 12th Transdisciplinary Tea Talk A “Sains Ekosofi Bagi Keberlanjutan Umat”
Prof Hadi Alikodra menjelaskan semua agama mengajarkan umatnya untuk memiliki kepedulian terhadap rumah bersama, yaitu bumi dan alam semesta. Tidak hanya itu, agama juga mengajak umatnya untuk sungguh-sungguh membangun kesadaran, bertobat dan bertindak memelihara bumi seisinya, dan mewariskan bumi yang baik kepada anak cucu manusia.
5th Afternoon Discussion “What is life? A Bioenergetics Perspective”
“Bahkan komponen terkecil di dalam kehidupan seperti elektron juga saling berkaitan dan berhubungan. Kalau di tingkat sel, manusia itu punya 10 miliar sel di dalam tubuhnya yang saling berkaitan satu sama lain dan punya fungsinya sendiri-sendiri tetapi saling berkaitan,” papar Prof Antonius.
Essay Contest 2020 For Graduate Student: Finalisasi Pemenang
Pada tanggal 14 Februari 2020 pukul 16.00-19.00 WIB penjurian kontes essay telah selesai dan hasil telah diputuskan bersama Prof. Dr. Husin Alatas, S.Si., M.Si, Dr. Ir. Neviaty P. Zamani, M.Sc dan Dr. Ir. Rilus A. Kinseng, MA. Maka dari itu untuk pemenang Essay Contest yang bertema “ Exploring Our Local Knowledge For Sustainable Development adalah […]
National CTSS Workshop 2 : Transdisciplinary Approach On Landscape Sustainability
Pembangunan berkelanjutan tidak hanya melibatkan satu, dua atau tiga disiplin ilmu, tetapi berbagai bidang keilmuan yang menyatu (transdisiplin) untuk mencari pemecahan-pemecahan praktis dalam dunia keseharian masyarakat.
The 5th Transdisciplinary Tea Talk “Sharing Experiences: Rimbang Baling in the Perspective of Sustainable Landscape Management”
Ada pula semacam kekhawatiran melihat perkembangan manusia; dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka justru menyebabkan rusaknya hubungan dengan alam. Budaya lokal seperti di Rimbang Baling justru diabaikan. Dalam konteks ini, maka pendekatan transdisiplin dan sustainability menjadi sangat diperlukan.