6th Afternoon Discussion “Our Brain & Interconnecting Consciousness”

“Kesadaran penuh dan dapat melakukan berbagai tugas kognitif, motorik serta emosional di manusia sangat bergantung pada interkoneksi regio-regio otak antara satu dengan yang lain. Persepsi kesadaran manusia dipresentasikan di dalam bagian posterior cotex otak, lobus temporal dan parietal serta proses eksekutif di prefrontal lobe,” jelas Prof Faried.
CTSS-Feature Image Post_Afternoon Discussion_776x400px

CTSS IPB University Hadirkan Dokter Bedah Syaraf Bahas Interconnectedness pada Otak Manusia

Center for Transdisciplinary and Sustainability Science (CTSS) IPB University kembali menggelar seri diskusi Afternoon Discussion on Redesigning the Future (ADReF) dengan tema interconnectedness, 9/2. Diskusi kali ini membahas brain interconnectedness and wisdom.

Prof Dr Husin Alatas, Sekretaris CTSS IPB University menjelaskan seri diskusi ADReF merupakan kegiatan ilmiah rutin CTSS yang bertujuan mendiseminasikan keilmuan transdisiplin kepada khalayak akademik maupun umum yang mengusung tema “interconnectedness” mulai dari level fisika (kuantum) hingga alam semesta (kosmologi).

Sampai saat ini, ADReF yang digelar oleh CTSS telah membahas interconnectedness dari level kuantum (fisika), biologi, enzim, dan bioenergetik. Diskusi ADReF mendatang akan membahas Interpersonal Interconnectedness towards Society and Beyond Earth: a Cosmic Perspective.

Terkait brain interconectedness, Prof Ahmad Faried, menjelaskan pertumbuhan interkoneksi otak jauh lebih cepat dari jumlah neuron itu sendiri. “Neuron itu awal terbentuknya memang sedikit, tetapi seiring bertambahnya waktu dan umur, neuron-neuron yang ada akan bertambah banyak,” ungkap Prof Faried yang saat ini menjadi dokter Rumah Sakit Hasan Sadikin, sekaligus Guru Besar dan Peneliti di Fakultas Kedokteran, Universitas Padjajaran, Bandung.

Ia menjelaskan, dalam perkembangan dan perjalanan sel otak, terdapat dua jenis perkembangan yaitu simetris dan asimetris. Proses pembelahan dan pertambahan sel ini tidak terlepas dari protein yang mengatur.

Sementara, cara berinteraksi dalam otak dibagi menjadi tiga garis besar yaitu jalur proyeksi, asosiasi dan komisi. Jalur proyeksi terbentuk dari luar midbrain ke dalam, maksudnya dari pusat motorik menuju pusat otak tengah. Umumnya jalur proyeksi ini dikenal sebagai jalur kesadaran. Adapun jalur asosiasi lebih kompleks dari jalur lainnya.

“Jalur komisi ini berhubungan antara otak kanan dan kiri, jadi totally difference area. Masing-masing memiliki tugas yang berbeda, sehingga harus terkoneksi,” jelas Prof Faried.

Dirinya juga menjelaskan, terdapat lima prinsip organisasi otak, yaitu konektivitas anatomis kombinasi masif, sistem koneksi anatomis kortikal dan subkortikal, konektivitas fungsional yang terdistribusi luas, network otak yang saling tumpang tindih dan network otak yang dinamis.

Terkait hubungan brain interconnectedness dan fungsi kognitif, Prof Faried menjelaskan bahwa hubungan tersebut diperlihatkan dalam cognitive function mapping. Cognitive function mapping ini berusaha melihat hubungan antara fungsi kognitif otak, mendapatkan pengertian yang komprehensif tentang kognisi manusia dan mendapatkan visualisasi dari seluruh gambaran besar yang memperlihatkan hubungan antara fungsi kognitif tersebut. Pemetaan ini juga memperlihatkan bagaimana cluster otak dari berbagai regio otak tertentu berhubungan dan melakukan fungsi kognitif yang berbeda-beda.

“Kesadaran penuh dan dapat melakukan berbagai tugas kognitif, motorik serta emosional di manusia sangat bergantung pada interkoneksi regio-regio otak antara satu dengan yang lain. Persepsi kesadaran manusia dipresentasikan di dalam bagian posterior cotex otak, lobus temporal dan parietal serta proses eksekutif di prefrontal lobe,” jelas Prof Faried. (RA)

 

Materi Our Brain & Interconnecting Consciousness : Unduh Disini

Share

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on whatsapp
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *