CTSS IPB University Undang Pakar Astronomi Tradisi
Center for Transdisciplinary and Sustainability Sciences (CTSS) IPB University mengundang pakar astronomi tradisi budaya, Lisa Febriyanti, 3/7. Topik astronomi tradisi ini dibahas dalam seri Afternoon Discussion on Redesigning the Future (ADReF).
CTSS IPB University Hadirkan Pakar bahas Solusi Keseharian untuk Memahami Kompleksitas
Kehidupan sehari-hari memberikan pelajaran dalam menciptakan inovasi untuk menyelesaikan berbagai persoalan.
10th Afternoon Discussion “The Amazing Vast Universe”
Profesor Husin Alatas, Sekretaris CTSS IPB University, menjelaskan, seri diskusi kali ini membahas tentang kosmologi. Ia menjelaskan, seri diskusi ini menjadi penutup bagi seri diskusi yang telah diselenggarakan sebelumnya.
9th Afternoon Discussion “Earth and Beyond: A Journey into our Milky Way”
ilustrasi melalui wayang, kata Ikbal, ternyata masyarakat Jawa terdahulu juga mengilustrasikan ilmu astronomi melalui tembang Mijil dalam Serat Bauwarna. Tembang tersebut berbunyi: Erang-erang lintang lanjar ngirim, Gubug Pèncèng anjog, wus mêntêngah praune Sang Radèn; Jaka Bèlèk maluku nèng kali, lintang Bimasêkti, nitih kuda dhawuk.
8th Afternoon Discussion “Kelindan Sains dan Budaya: Masa Depan Peradaban Indonesia (Diskusi Reflektif)”
“Paradigma neoliberal sedang krisis, ini memerlukan kearifan dan peradaban baru yang ekologis dan holistik, oleh karena itu, kelindan sains dan budaya menjadi kunci untuk memajukan peradaban di Indonesia,” pungkas Prof Melani Budianta.
7th Afternoon Discussion “Biopsychology and Collective Action: Understanding Cheating as a Societal Phenomena”
Perilaku manusia yang akan dibahas pada diskusi kali ini yaitu mengenai kecurangan baik yang dilakukan didalam kehidupan sehari-hari maupun perilaku kecurangan yang dilakukan oleh birokrat di Indonesia. Isu kecurangan identik dengan praktek korupsi yang ditemukan hampir diseluruh level birokrasi di Indonesia (Henderson&Kuncoro, 2004; Schuitte, 2007; Sherlock, 2002). Hakikatnya, praktek korupsi yang dilakukan oleh birokrat menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan politik (Adri, Soetjipto, Indrayanto, & Kim, 2010).
6th Afternoon Discussion “Our Brain & Interconnecting Consciousness”
“Kesadaran penuh dan dapat melakukan berbagai tugas kognitif, motorik serta emosional di manusia sangat bergantung pada interkoneksi regio-regio otak antara satu dengan yang lain. Persepsi kesadaran manusia dipresentasikan di dalam bagian posterior cotex otak, lobus temporal dan parietal serta proses eksekutif di prefrontal lobe,” jelas Prof Faried.
5th Afternoon Discussion “What is life? A Bioenergetics Perspective”
“Bahkan komponen terkecil di dalam kehidupan seperti elektron juga saling berkaitan dan berhubungan. Kalau di tingkat sel, manusia itu punya 10 miliar sel di dalam tubuhnya yang saling berkaitan satu sama lain dan punya fungsinya sendiri-sendiri tetapi saling berkaitan,” papar Prof Antonius.
4th Afternoon Discussion “Transitioning to Life: Lessons From Enzymes”
“Enzim itu bekerja sangat kompleks, terprogram, efisien, responsif dan penuh tanggung jawab. Artinya kalau suatu enzim mendapat sinyal, enzim itu segera merespon sinyal tersebut kemudian bekerja sesuai perintah dari sinyal tersebut, kalau sampai menyeleweng sedikit saja dari jalur sinyal tersebut, maka akan ada sel yang mati bahkan akan memberikan efek domino yang bisa menghancurkan,” terang Prof Maggy.
The 3rd Afternoon Discussion on Redesigning the Future “Ekologi, Fisika Kuantum, dan Titik Balik Peradaban”
Di pendidikan tinggi, pendekatan dan paradigma ekologi ini bisa diintegrasikan atau disisipkan ke dalam mata pelajaran atau kurikulum yang ada. Di tingkat S1 paradigma dan etika ekologi diberikan pada mahasiswa yang mengambil mata kuliah Ekologi Manusia (mulai 1995 sampai sekarang)