8th Afternoon Discussion “Kelindan Sains dan Budaya: Masa Depan Peradaban Indonesia (Diskusi Reflektif)”
“Paradigma neoliberal sedang krisis, ini memerlukan kearifan dan peradaban baru yang ekologis dan holistik, oleh karena itu, kelindan sains dan budaya menjadi kunci untuk memajukan peradaban di Indonesia,” pungkas Prof Melani Budianta.
The 14th Transdisciplinary Tea Talk “Power of Community: Through The Heart, Mind, & Soul toward Smallholder Livelihood in Eastern Indonesia”
Heart, Mind, and Soul yang diinterpretasi berdasarkan pemikiran seorang Islamic Thinker Al Ghazali, bahwasannya akal dan hati tidak terpisahkan, hakikatnya menyatu (connected). Akal dan hati yang sejatinya menunjukkan jalan kebenaran pada manusia. Berangkat dari pandangannya tentang jiwa (nafs) yang menjadi sumber dimensi psikis manusia yang mempengaruhi akal (aqli) dan hati (qalbu).
6th Afternoon Discussion “Our Brain & Interconnecting Consciousness”
“Kesadaran penuh dan dapat melakukan berbagai tugas kognitif, motorik serta emosional di manusia sangat bergantung pada interkoneksi regio-regio otak antara satu dengan yang lain. Persepsi kesadaran manusia dipresentasikan di dalam bagian posterior cotex otak, lobus temporal dan parietal serta proses eksekutif di prefrontal lobe,” jelas Prof Faried.
The 10th Transdisciplinary Tea Talk “COVID-19 dan Bantuan Sosial: Pendekatan konsumsi dan problem reproduksi sosial”
Ruth Indiah Rahayu, Peneliti Research Center for Crisis and Alternative Development Strategies (INKRISPENA) dalam pemaparannya menjelaskan pandemi COVID-19 mampu mengungkap ketimpangan bahwa tidak semua negara dan wilayah akan terpengaruh sama. Artinya, faktor geopolitik dan kekayaan negara maupun wilayah memiliki peran penting di dalamnya.
The 7th Transdisciplinary Tea Talk “Pandemi COVID-19 dan Ekonomi Politik Pangan”
Munculnya pandemi saat ini kemungkinan terkait dengan sistem pangan global . Hal ini terjadi karena sistem pangan global umunya dilakukan secara monokultur, rantai pasok yang panjang, akses pangan yang tidak merata, tingginya angka deforestrasi, permasalahan kekeringan dan perubahan iklim.
3rd Graduate Student Monthly Sustainable Seminar “Peasants,Extension, Independent: Lesson from the Early History of Agriculture Development in Indonesia”
Sejarah pertanian dinilai penting karena pembangunan pertanian tidak terlepas dari sejarah pertanian itu sendiri. Di samping itu, bahwa petani menjadi inti dalam pembangunan pertanian sehingga tidak ada alasan untuk memarjinalkan para petani.